Berbekal Dua Strategi, Pasukan Toska Sukses Bawa Pulang Tujuh Tropi Juara

Pasukan Toska bersama Ketua PWM Jatim M Saad Ibrahim. (tengah berpeci) dan Wakil Ketua PWM Jatim Nadjib Hamid (tengah berjas hitam) dan . (Yudi/PWMU.CO)
PWMU.CO – Dua strategi jitu dilakukan lima tim robotik, satu wakil majalah sekolah, dan delapan siswa olimpiade mata pelajaran (mapel) SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik dalam menghadapi Muhammadiyah Education (ME) Awards 2018 di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (8/8/18).
Hal ini disampaikan Ketua Tim Bina Prestasi (Binpres) SDMM Ita Muflikhatul Ummah saat ditanya kiat sukses borong tujuh tropi dalam ajang bergengsi tahunan itu.
“Setiap pembina mapel berkewajinan drilling konsep sesuai kisi-kisi, bukan sekadar latihan soal. Sedangkan pembina robotik selalu mengajak siswa untuk memecahkan tantangan yang tak biasa sehingga terlatih menentukan prediksi tantangan saat lomba,” tuturnya.
Ita, panggilan akrabnya, menjelaskan SDMM hanya mengirim 18 pasukan toskamerujuk warna seragam sekolah—untuk bertanding di kompetisi sekolah Muhammadiyah tingkat nasional ini.
“Ada empat tim robotik Line Tracer, satu tim robotik Maze Solving. Lalu di mapel IPA, Matematika, Ismu in English, dan Ismu in Arabic masing-masing dua siswa. Dan satu guru yang mempresentasikan majalah sekolah kami yang bernama Cikal,” ujarnya.
Dua strategi yang diungkapkan itu dikuatkan salah satu pembina robotik SDMM Shofan Hariyanto.
“Dalam berlatih Maze Solving, tryout tantangan kami buat lebih sulit dari prediksi tantangan yang akan dihadapi saat lomba. Berlatih setiap hari di sela pelajaran sempat membuat anak-anak jenuh. Tetapi alhamdulillah keinginan untuk menjadi yang terbaik mengalahkan segalanya,” ungkap Shofan, sapaannya.
Dia melanjutkan, sehari sebelum lomba, Tim SDMM sudah berada di penginapan daerah Batu untuk pembinaan akhir.
“Shalat berjamaah, dzikir, berdoa bersama, motivasi, dan tak ketinggalan shalat tahajud berjamaah membuat kami saling menguatkan satu sama lain. Sebelum berlomba, kami sempatkan meminta doa restu pada orang tua meski hanya melalui jaringan telepon,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu pembina Al Islam dan Kemuhammadiyahan (Ismu) in English Nur Yanidha Qomariyah mengungkapkan latihan soal sesuai kisi-kisi adalah kunci sukses dua siswa binaannya meraih juara.
“Pegangan kami ya kisi-kisi olimpiade saja. Anak-anak selalu kami review materi-materi dalam kisi-kisi yang sudah tertuang dalam bentuk soal. Ini membuat perbendaharaan soal mereka semakin banyak,” ucapnya.
Menurutnya, kesulitan yang sempat dihadapi siswa binaannya saat pembinaan dan lomba adalah istilah-istilah keislaman dan Kemuhammadiyahan dalam bahasa Inggris.
“Utamanya dalam menghadapi final, anak-anak harus berkultum dengan tema yang ditentukan juri dalam undian, dan menyuguhkannya dalam bahasa inggris. Bersyukur, selama di sekolah, sehari-hari kami biasakan seluruh siswa baik kelas reguler maupun Cambridge untuk berbahasa internasional. Kalau di reguler kami, bahasanya bilingual,” tegasnya.
Sama halnya dengan siswa peraih juara Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Syifa Azzahra Hariyadi yang mengaku harus belajar keras membedah kisi-kisi.
“Setiap hari itu selalu berkeliling pembinaan dengan lima guru IPA. Kadang sama Ustadz Aziz, Ustadzah Umi, Ustadzah Ita, dan Ustadzah Aski. Soal-soal latihannya itu yang bikin puyeng. He he, tapi harus tetap dilahap habis. Kalau sama Ustadzah Tari, pembinaannya ndak pake soal, tapi pake kisi-kisi. Kata Ustadzah Tari, dionceki satu-satu tiap butir kisi-kisinya,” ucap siswi kelas VI International Class Program (ICP) itu.
Siswi yang biasa disapa Syifa ini merasakan paduan sistem pembinaan dengan berlatih soal dan bedah kisi-kisi membuatnya lebih paham konsep.
“Ya kita jadi tahu kenapa jawaban soal itu A, bukan B, C, atau D. Itu karena kita paham konsep IPA-nya. Waktu bedah kisi-kisi itu yang bikin kita mau ndak mau harus menghabiskan konsep IPA begitu banyak. Terutama yang fisika, paling sulit memahami konsep suhu, ketinggian, dan tekanan. Oh iya ada lagi, tentang bejana berhubungan juga susah,” jawabnya saat ditanya hal apa yang menurutnya sulit dan menantang saat pembinaan dan lomba.
Berikut tujuh kategori juara yang berhasil dibawa pulang pasukan toska:
Ismu in English
Juara 2: Fawzia Gasha Adhinasyifa Desler
Juara 3: Maritza Rafa Amany
IPA
Special Awards IV: Syifa Azzahra Hariyadi
Robotik Maze Solving
Juara 1:
Fareza Ilham Argasyah
M. Rakha Ervinpermana Putra
Robotik Line Tracer
Special Awards VII:
Abyan Pasha Pratama Ariyanto dan Pratalikrama Danunendra Bachtiar
Special Awards VI:
M. Akino Azzura Biyan Hamdi dan Syabil Tizani Wijaya
Majalah Sekolah
Special Awards III: Cikal (*)

Kontributor Ria Eka Lestari

Comments