Mantapkan Kesalehan Spritual dan Sosial Lewat Qiyamul Lail Bersama

PWMU.CO-Keluarga besar SMA Muhammadiyah 1 Gresik kembali mengadakan qiyamul lail untuk guru dan karyawan. Acara ini rutin dikoordinasi oleh Tim Ismuba. Kegiatan berlangsung duahari Jumat-Sabtu (30/11 – 1/12/2018). Tema kali ini Penguatan Profesionalisme dan Spiritualisme Guru dan Karyawan. Mendatangkan Drs H Nadjih Ihsan MAg sebagai penceramah usai shalat Isya. Dalam tausiyahnya anggota Majelis Tabligh PWM Jawa Timur ini menyatakan, kerja profesi adalah wujud keberadaan manusia. “Kerja itulah yang membuat eksistensi manusia ada,” jelasnya. Kesalehan spiritual, sosial dan intelektual sangat penting bagi umat. “Profesionalisme kerja dan spiritualisme harus kuat,” ujarnya. Menyitir dari surat An Najm : 39, dia mengatakan, manusia tidak akan mendapatkan selain dari yang dia usahakan. “Kesadaran akan pekerjaan yang kita lakukan itu penting,” lanjutnya. Apa pun yang kita kerjakan, kata dia, akan kembali kepada kita. Maka kerjakan dengan sungguh-sungguh dan maksimal. Dicontohkan, pernyataan Ustadz Haikal Hasan tentang The Law of Repeatation. “Jika kita melakukan sesuatu secara berulang-ulang, maka kita akan menjadi ahlinya,” tandasnya. Di akhir khutbah dia mengingatkan, bekerja termasuk ibadah. “Manusia sebagai khalifah fil ardhi bertugas mengelola dan memakmurkan kehidupan di dunia,” tutupnya. Usai tausiyah, kegiatan selanjutnya praktik shalat termasuk bacaan, terjemahan dan gerakan shalat. Kegiatan ini terbagi dalam beberapa kelompok. Uswatun Hasanah SAg, Tim Ismuba, menyatakan pentingnya penguatan spiritual dan ideologi Muhammadiyah. Dia berharap agar keluarga besar Smamsatu dapat berkontribusi di dalam pergerakan ini. Kegiatan terakhir sebelum istirahat ialah pendalaman materi shalat oleh Drs H Taufiqulloh Ahmady MPdI. Kepala SMA Muhammadiyah 1 Gresik Ainul Muttaqin SP berpesan, agar ilmu yang didapatkan bermanfaat dan menjadi berkah untuk keluarga besar Smamsatu. “Kegiatan ini untuk meneguhkan keislaman dan kemuhammadiyahan kita,” terangnya. (Mardliyatul Faizun)

Comments