Sempat Putus Harapan saat Yatim-Piatu, Anak Panti Ini Bangga Diterima di PTN
PWMU.CO – Wajah Pungkas Teguh Triatmaja tampak berseri-seri. Siswa Kelas XII SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik itu memang pantas bangga dan berbahagia. Pasalnya, anak terakhir dari tiga bersaudara kelahiran Pasuruan 17 tahun silam ini diterima di Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Brawijaya (UB), lewat jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2019.
“Alhamdulillah, walaupun harus bersaing dengan 532 pendaftar dari seluruh Indonesia dan rasio kelulusan hanya 7 persen. Akhirnya saya bisa melewatinya dan lolos,” katanya, pada PWMU.CO, Rabu (27/3/19).
Pungkas pantas berbahagia. Sebab baginya bisa kuliah di perguruan tinggi negeri adalah mimpi di siang bolong, sesuatu yang tak masuk akal. Itu semua bermula ketika dia duduk di kelas v sekolah dasar. Saat itu ayahnya meninggal dunia dan disusul kepergian ibunya setahun kemudian.
“Saya sungguh sangat terpukul pada saat itu. Saya sudah tidak punya tujuan dan harapan. Yang ada hanya sedih yang berkepanjangan. Dan saya merasa saat itulah akhir dari karir pendidikan saya,” ujarnya mengenang peristiwa yang memilukan itu.
Setelah menjadi yatim-piatu dia benar-benar kehilangan gairah belajar. Maka tidak heran kalau ia sempat berpindah sekolah saat kelas VII, dari SMP Negeri 9 Kota Pasuruan ke SMP Negeri 1 Sukorejo, Kabupaten Pasuruan.
Tapi alhamdulillah, menginjak SMA mulai ada perubahan pada kehidupan Pungkas. Pada waktu itu dia diajak saudaranya yang menetap di Gresik untuk bersekolah di sekolah di SMA Muhammadiyah 1 Gresik dan tinggal di Panti Asuhan Nurul Jannah, Petrokimia Gresik. “Di panti dan Smamsatu Gresik inilah saya mulai menemukan gairah hidup saya,” ucapnya.
Pungkas mengenang, ketika di panti asuhan dia diajarkan kebiasaan-kebiasaan baik, seperti shalat berjamaah, shalat sunah termasuk shalat malam, dan puasa sunah. Selain itu, dia juga mendapatkan materi Alquran setelah pulang sekolah dan pendalaman pelajaran sekolah setelah shalat Isya.
Dia juga mengaku saat bersekolah Smamsatu Gresik bisa menemukan suasana yang menyenangkan dengan guru-guru yang luar biasa.
“Di sini sangat asyik. Guru-gurunya benar-benar sangat memerhatikan murid- muridnya. Mereka bisa memotivasi saya hingga saya bisa menemukan kembali gairah hidup saya,” katanya.
Selain itu sambungnya, peran guru Bimbingan Konseling (BK) Smamsatu Gresik juga sangat luar biasa. “Mereka membimbing dan menunjukkan jurusan, fakultas, dan universitas yang tepat untuk saya hingga bisa diterima di SNMPTN 2019 ini,” ungkapnya.
Siswa yang bercita-cita jadi diplomat itu bersyukur akhirnya dia bisa merealisasikan cita-citanya. “Saya bisa kuliah untuk meraih masa depan saya. Saya bisa membahagiakan orangtua, keluarga, panti asuhan, dan Smamsatu Gresik tercinta,” katanya. (M. Ali Safa’at)
Comments
Post a Comment