Serba Abad 21 di In House Training Sekolah Muhammadiyah Ini
PWMU.CO – Sebanyak 60 guru SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik mengikuti In House Training (IHT) 2019 yang di Multimedia Room Smamsatu, Rabu-Kamis (4-5/1/19).
Hadir sebagai pembawa materi berjudul Pembelajaran Abad 21 adalah Marjuki MPd—seorang pakar pendidikan yang sudah melalang buana ke seluruh pelosok Indonesia.
Memulai materinya, perwakilan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Timur ini mengajak para peserta IHT untuk beranjak dari tempat duduknya dan berdiri melingkar untuk melakukan game tepuk silaturrahim.
“Kalau kita jadi guru, kita itu harus kreatif, dan punya banyak opsi metode pembelajaran. Jangan hanya menjadi guru yang suka nggedabrus (banyak omong) saja. Itu sudah tidak cocok di abad 21 ini,” katanya.
Setelah itu, Marjuki mulai menyampaikan materi inti antara lain tentang pengembangan RPP abad 21, karakter yang harus dikembangkan di abad 21, dan empat kompetensi yang harus dimiliki peserta didik di abad 21 yaitu 4C.
Pertama, critical thinking and problem solving yakni berpikir kritis dan memecahkan masalah, menurut dia, di abad 21 para siswa harus diajak berpikir kritis dan memecahkan masalah.
“Untuk menciptakan seorang peserta didik yang mau berpikir kritis, kita sebagai guru juga harus memberikan pertanyaan-pertanyaan yang terbuka, sehingga bisa merangsang peserta didik untuk berpikir dan menalar, atau bahasa kerennya high order thinking skill (HOTS),” ungkapnya.
Menurunya pertanyaan terbuka itu penting untuk melatih nalar dan memecahkan masalah. “Contohnya, berapa + berapa = 8, bukan 3+5 = berapa,” katanya.
Kedua, creativity (kreatifitas). Menurut dia, siswa harus bisa menciptakan sesuatu yang beda. “Dan untuk menciptakan peserta didik yang kreatif, dibutuhkan guru yang kreatif juga. Yaitu guru yang punya banyak variasi metode pembelajaran, sehingga peserta bisa termotivasi untuk membuat sesuatu yang baru dan kreatif,” katanya.
Ketiga, communication (komunikasi) dan keempat collaboration (kolaborasi). Marjuki menyampaikan, agar siswa memiliki dua kompetensi tersebut, guru harus bisa memfasilitasi dengan baik melalui model pembelajaran yang diberikannya.
“Seperti inqury learning, discovery learning, problem based learning, dan project based learning,” ujarnya.
Di akhir materi, Marjuki mengajak para peserta untuk bermain game lagi untuk me-refresh pikiran. (M. Ali Safa’at)
Comments
Post a Comment